Tuesday, August 24, 2021

TUGAS IPA MINGGU INI

SILAHKAN DIKERJAKAN SOAL DI BAWAH INI DENGAN MENGKLIK LINK BERIKUT SESUAI DENGAN KELASNYA  MASING-MASING 👇


KELAS 7 (Klasifikasi makhluk hidup)


=========================================================================

KELAS 8 ( Usaha dan Pesawat Sederhana)


=========================================================================

KELAS 9 (Sistem Reproduksi Pada Tumbuhan) 


NOTE: Tugas paling lambat dikumpul hari kamis jam 15.00 WIB , ibu tau siapa yang tidak dan telat mengumpulkan tugas 👮

Silahkan di baca dulu materinya sebelum mengerjakan tugas 

Monday, August 23, 2021

REPRODUKSI ASEKSUAL (VEGETATIF) dan SEKSUAL (GENERATIF) PADA HEWAN MATERI KELAS 9

 REPRODUKSI ASEKSUAL (VEGETATIF) PADA HEWAN

Seperti halnya manusia dan tumbuhan, hewan sebagai salah satu makhluk hidup juga akan melakukan perkembangbiakan.

Perkembangbiakan pada hewan bertujuan untuk memperbanyak keturunan dan juga melestarikannya.

Secara umum, perkembangbiakan pada hewan dibedakan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif. Pembahasan kali ini, akan menguraikan mengenai perkembangbiakan vegetatatif pada hewan.

Sedangkan untuk pembahasan tentang perkembangbiakan generatif pada hewan secara lengkap dapat Anda baca di sini.

Perkembangbiakan vegetatif pada hewan merupakan perkembangbiakan untuk menghasilkan individu baru yang tidak disertai dengan proses pembuahan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina). Perkembangbiakan vegetatif banyak dilakukan oleh hewan tingkat rendah.

Perkembangbiakan vegetatif pada hewan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pertunasan, fragmentasi, dan membelah diri.

1. Pertunasan

Pertunasan merupakan cara perkembangbiakan hewan yang dilakukan dengan membentuk tunas pada tubuhnya.

Organisme baru yang terbentuk merupakan hasil kloning dari induknya sendiri dan secara genetik memiliki susunan gen yang sama dengan organisme induk.

Hewan yang berkembang biak dengan cara pertunasan adalah hydraporifera, dan coelenterata.

a. Hydra

Hydra merupakan hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis. Hydra termasuk hewan mikroskopis, sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Tubuh hydra berbentuk tabung dengan panjang tubuh sekitar 10 milimeter. Pada saat ada gangguan, tubuh hydra akan berkontraksi sehingga membentuk gumpalan kecil.

Perkembangbiakan hydra dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra dewasa. Tunas kecil tersebut akan bertumbuh dan berkembang menjadi organisme baru yang melekat pada hydra dewasa sebagai induknya.

Setelah tunas yang menempel pada induknya tersebut dianggap sudah dewasa dan mampu menangkap makanannya sendiri, maka tunas akan melepaskan diri untuk menjadi organisme baru. Pada umumnya, tunas hydra yang baru berukuran 3/5 kali ukuran induknya.

b. Porifera

Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. Pada umumnya, porifera merupakan species hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman delapan ribu meter dan tidak pernah berpindah-pindah.

Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak pori pada tubuhnya, sehingga dapat dilewati oleh air.

Air yang masuk ke dalam tubuh porifera akan dikeluarkan bersama limbah melalui oskulum yang ada pada bagian tubuh atas hewan tersebut. Porifera tidak memiliki jaringan tubuh, organ, dan tidak memiliki kesimetrisan tubuh.

Perkembangbiakan pada porifera dilakukan dengan membentuk sebuah kuncup dalam koloni. Kuncup tersebut akan muncul dari pangkal kaki hewan ini.

Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka akan terbentuklah sebuah koloni.

Selain itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh dan berkembang menjadi porifera yang baru.

c. Coelenterata

Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom mempunyai arti berongga dan enteron yang berarti perut.

Hewan ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga tersebut disebut sebagai rongga gastrovasculer.

Pada dasarnya, cara berkembangbiak coelenterata hampir sama saja dengan porifera, yaitu secara aseksual dengan membentuk tunas atau kuncup yang melekat pada hewan induknya sehingga tumbuh membesar menjadi individu yang baru.

2. Fragmentasi

Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan teknik memutuskan bagian tubuhnya atau memotong tubuhnya untuk membentuk organisme baru. Contoh hewan yang melakukan fragmentasi adalah cacing pipih dan cacing pita.

a. Cacing pipih

Habitat dari cacing pipih adalah di laut, danau, dan juga sungai. Cacing pipih termasuk dalam kelompok hewan platyhelminthes, sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.

Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual, cacing pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh.

Akan tetapi, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian yang telah hilang. Sedangkan secara seksual dapat dilakukan dengan cara kawin silang, meskipun hewan ini bersifat hermafrodit.

b. Cacing pita

Cacing pita merupakan cacing berukuran sangat kecil, sehingga berisko dapat masuk ke dalam tubuh manusia.

Pada saat manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur cacing Taenia solium (cacing pita babi), maka dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam tubuhnya dan berkembang.

Di dalam tubuh manusia, cacing pita sangat diuntungkan, karena mengambil sari-sari makanan pada tubuh manusia.

Manusia selanjutnya menjadi pihak yang dirugikan, karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan untuk metabolisme menjadi berkurang diserap oleh cacing pita tersebut.

Telur cacing pita yang masuk ke sistem pencernaan juga dapat menyebabkan infeksi usus. Lebih berbahaya lagi jika saat telur cacing pita berhasil keluar dari saluran pencernaan, telur cacing pita dapat memasuki organ lain dan menyebabkan infeksi.

3. Membelah Diri

Hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri akan membagi tubuhnya menjadi dua bagian yang sama. Perkembangbiakan dengan membelah diri dilakukan oleh hewan bersel satu.

Perkembangbiakan dengan cara membelah diri diawali inti sel hewan bersel satu akan membelah diri menjadi dua bagian.

Pembelahan dua bagian diikuti dengan pembelahan cairan dan dinding sel yang akan menghasilkan organisme baru.

Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri adalah amoebaprotozoa, dan paramecium.

a. Amoeba

perkembangbiakan Amoeba

Amoeba merupakan kelompok protista yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu). Amoeba hidup di darat dan dapat juga ditemukan di air.

Amoeba dapat hidup di luar tubuh organisme lain atau dapat juga hidup di dalam tubuh organisme lain.

Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri, sehingga dapat berkembangbiak secara cepat.

Karena kecepatannya dalam berkembangbiak inilah, sehingga organisme ini mampu bertahan hidup diberbagai jenis inangnya.

b. Protozoa

perkembangbiakan Protozoa

Kata “protozoa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan. Hewan ini bersifat mikroskopis dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Protozoa dapat dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding sel. Protozoa juga berbeda dengan alga, karena protozoa tidak berklorofil.

Hewan ini juga dapat berkembangbiak dengan cepat karena kemampuannya dalam membelah diri.

c. Paramecium

perkembangbiakan Paramecium

Paramecium merupakan protista yang memiliki kemiripan dengan hewan, dimana hewan ini mempunyai dua inti sekaligus dalam satu selnya.

Inti besar (makronulkeus) digunakan untuk mengawasi kegiatan metabolisme dan regenerasi, serta inti sel (mikronukleus) digunakan untuk mengendalikan kegiatan reproduksi.

Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (secara konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya.

Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.

Reproduksi Seksual pada Hewan

Reproduksi seksual pada hewan terjadi melalui perkawinan yang selanjutnya terjadi proses fertilisasi sehingga menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi individu baru. Pada hewan, fertilisasi ada 2 cara yaitu internal dan eksternal. 

Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan ovum oleh sperma terjadi didalam tubuh hewan betina. Contohnya : ayam, kucing, burung dan sebagainya. Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan ovum oleh sperma terjadi diluar tubuh hewan betina. Contohnya : katak, ikan dan sebagainya. 

Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, reproduksi aseksual hewan dibagi menjadi 3 yaitu : Vivipar, Ovipar dan Ovovivipar. 

Vivipar adalah hewan embrionya berkembang didalam rahim hewan betina (induknya). Disebut juga hewan beranak. Embrio akan memperoleh nutrisi melalui plasenta. Pada Mammalia, bayi hewan diberi nutrisi berupa susu (ASI jika pada manusia) yang dihasilkan oleh induknya. 

Contoh hewan vivipar : sapi (Bos taurus), kambing (Capra aegagrus), kuda (Equus caballus), kucing (Felis catus) dan sebagainya . 

Ovipar adalah hewan yang embrionya berkembang didalam telur. Disebut juga hewan bertelur. Telur ini dikeluarkan dari tubuh hewan betina dan dilengkapi oleh cangkang. Embrio yang berkembang didalam telur mendapatkan nutrisi dari kuning telur (yolk). 

Seringkali telur hewan di konsumsi oleh manusia, misalnya telur ayam. Telur adalah embrio yang dapat menetas jika dierami atau mendapat perlakuan seperti dierami. Telur terdiri atas kuning telur (yolk), membran vitelin, putih telur (albumin), kalaza, embrio, ruang udara, cangkang telur dan membran cangkang telur 

Pada telur ayam kampung, embrio tetap dijaga agar tetap berada diatas kuning telur oleh tali yang berada disamping kuning telur yaitu kalaza. Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi, pigmen karoten dan air. Putih telur mengandung protein albumin, beberapa ion, air dan beberapa mineral, berfungsi melindungi embrio dari goncangan.

Ruang udara berfungsi menyediakan oksigen untuk embrio. Cangkang berfungsi melindungi telur dari kerusakan akibat goncangan atau kuman penyakit dan juga terdapat pori yang memungkinkan pertukaran gas pernapasan. 

Telur dapat menetas menjadi individu baru apabila dierami atau lingkungannya sesuai. Pada ayam, itik dan burung, telur dierami dibawah tubuh induknya. Sedangkan pada kura – kura dan penyu, telur dierami di bawah tanah sekitar pantai. 

Contoh hewan ovipar : burung, ayam (Gallus gallus), katak (Rana sp.), penyu (Celonia mydas) dan sebagainya. 

Berikut ini proses perkembangbiakan yang terjadi pada hewan bertelur.

  • Pertemuan sel kelamin jantan dan betina akan membentuk embrio di dalam cangkang telur.
  • Embrio akan tumbuh berada di luar induknya, akan tetapi berada di dalam cangkang telur.
  • Embrio yang ada di dalam cangkang telur memperoleh makanan dari kuning telur yang ada di dalam telur tersebut.
  • Embrio akan terus tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
  • Embrio yang tumbuh di dalam cangkang telur akan membentuk tubuhnya sama dengan indukannya.
  • Embrio yang ditetaskan tidak memiliki daun telinga seperti hewan vivipar.
  • Janin yang dikeluarkan oleh hewan ovipar juga tidak memiliki kelenjar susu sehingga individu baru tersebut akan sama dengan induknya yang tidak bisa menyusui anaknya.

Hewan ovovivipar adalah hewan beranak dan bertelur. Embrio hewan ovovivipar berkembang didalam telur, namun telur tidak dikeluarkan dari tubuh hewan betina, melainkan hanya embrionya saja (anaknya) yang dilahirkan. Contohnya : kadal (Mabouya multifasciata) dan beberapa jenis ular. 

Proses perkembangbiakan pada hewan ovovivipar sebagai berikut.

  • Terjadi pembuahan (fertilisas) yang ditandai dengan pertemuan sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum).
  • Pembuahan yang dilakukan sel kelamin jantan terhadap sel kelamin betina akan menghasilkan embrio yang berkembang di dalam tubuh induk betina.
  • Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam cangkang telur. Makanan yang diperlukan oleh bakal janin ada pada kuning telur, tidak dari induk betina.
  • Saat tiba waktunya untuk dilahirkan, telur tersebut akan menetas. Setelah telur tersebut menetas, anak hewan tersebut akan keluar dari tubuh induknya dan menjadi individu baru.

Berikut ini adalah contoh hewan yang melakukan perkembangbiakan secara ovovivipar (bertelur dan melahirkan).

1. Ular

2. Kadal

3. Bunglon

4. Iguana

5. Kuda Laut

Hewan juga mengalami siklus hidup, sebagai contoh, hewan laut ubur – ubur (Aurelia aurita). Ubur – ubur bereproduksi secara seksual dan aseksual. Ubur – ubur sering dijumpai dalam bentuk medusa atau tahap generatif (menghasilkan sel kelamin). Sel kelamin yang dihasilkan, dilepaskan ke air dan mengalami fertilisasi sehingga membentuk zigot. 

Kemudian zigot berkembang menjadi larva, selanjutnya larva tumbuh menjadi skifistoma kemudian menjadi polip. Polip dapat berkembangbiak aseksual dengan membentuk tunas. Polip akan berkembang dan tersusun atas strobilus. Polip strobilus mengalami reproduksi aseksual yaitu dapat terlepas dan menjadi medula. 

Berikut gambar siklus hidup ubur – ubur : 

Pada siklus hewan yang diawali dengan bertelur, ketika telurnya menetas hingga menjadi dewasa bentuknya berubah – ubah. Hal ini disebut metaformosis. Hewan yang mengalami metamorfosis contohnya kupu – kupu, kecoak, katak dan sebagainya. 

Berikut contoh metamorfosis pada katak : 

SISTEM REPRODUKSI PADA TUMBUHAN MATERI KELAS 9 (PART 2)

1. Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae

Ciri-ciri Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

  • Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
  • Berakar tunggang.
  • Berdaun tebal, sempit, kaku seperti jarum.
  • Batang tidak bercabang, berkayu, tumbuh tegak ke atas.
  • Akar mengandung kambium dan memiliki kaliptra.
  • Berkas pembuluh angkut belum berfungsi sepenuhnya baik, karena masih berupa tracheid.
  • Batang mempunyai kambium dan floeterma (sarung tepung) yaitu endodermis yang mengandung zat tepung.
  • Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
  • Pembuahan tunggal, antara penyerbukan dan pembuahan memiliki selang waktu panjang.
  • Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba.

Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga, tetapi memiliki alat reproduksi seksual yang bernama strobilus atau runjung. Pada tumbuhan pinus (Pinus merkusii) dan melinjo (Gnetum gnemon) memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Sedangkan pakis haji (Cycas sp.) hanya memiliki strobilus betina atau strobilus jantan saja dalam satu pohon. 

Contoh dari tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) adalah sebagai berikut.

1. Melinjo

2. Pinus

Pada strobilus jantan terdapat sporangia, sporangia mengalami meiosis menghasilkan mikrospora. Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari yang bersayap. Pada mikrospora terdapat megasporofil, tiap megasporofil memiliki 2 megasporangium, megasporangium mengalami meiosis menghasilkan megaspora, megaspora mengalami mitosis menghasilkan ovum. 

Reproduksi generatif Gymnospermae terjadi melalui penyerbukan. Penyerbukan pada Gymnospermae terjadi apabila serbuk sari menempel pada lubang bakal biji. Serbuk sari akan tertangkap oleh cairan pada lubang bakal biji. Jika cairan menguap, serbuk sari akan masuk kedalam bakal biji dan terjadi pembuahan (fertilisasi). 

Reproduksi vegetatif Gymnospermae terjadi melalui pembentukan tunas. Contohnya pada pinus dapat membentuk tunas akar dan pada pakis haji membentuk tunas yang disebut bulbil. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut. 

Tunas akar pada pinus Bulbil pada pakis haji

Siklus hidup pada Gymnospermae terdiri dari 2 tahapan yaitu Gametofit dan Sporofit. Seperti pada gambar berikut. 

2. Reproduksi Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, organ reproduksinya berupa spora. Namun, tumbuhan paku juga bisa bereproduksi secara generatif. Siklus hidup tumbuhan paku dimulai dari fase sporofit. 

Pada fase sporofit, apabila kekurangan air dalam kotak spora, maka kotak spora akan sobek dan spora didalamnya kan keluar. Spora akan tersebar dan akan tumbuh menjadi protalium dengan lingkungan yang sesuai. 

Tahap gametofit (generatif) dimulai ketika protalium tumbuh. Protalium akan tumbuh menghasikan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma berflagel dan arkegonium menghasilkan ovum. 

Fertilisasi terjadi apabila sperma sampai pada ovum dan membentuk zigot. Sperma memerlukan air untuk pergerakannya. Zigot yang tumbuh dan berkembang akan memulai tahap sporofit baru. Siklus pada tumbuhan paku ini juga disebut siklus pergiliran keturunan. 

Berikut gambar siklus hidup tumbuhan paku 

3. Reproduksi Tumbuhan Lumut

Lumut adalah tumbuhan yang hidup didaerah lembab. Lumut belum memiliki akar, batang dan daun sejati. lumut disebut sebagai tumbuhan perintis (pioneer) yaitu tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang telah rusak akibat aliran lava atau kebakaran hutan. 

Sebagai pioneer, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuab akibat panas, pelapukan fisika dan pelapukan kimia yang akhirnya membentuk tanah, sehingga tumbuhan lain dapat tumbuh pada tanah tersebut. 

Lumut dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah. Berdasarkan Kelasnya, lumut dibagi menjadi 2 yaitu lumut hati (Hepaticae) dan lumut daun (Musci). Lumut hati terdiri dari bangsa Anthocerotales (Lumut tanduk), Marchantiales dan Jungermaniales. Lumut daun terdiri dari bangsa Andreales, Sphagnales (Lumut Gambut) dan Bryales. 


Lumut ada yang berfungsi sebagai obat, contohnya Marchantia polymorpha untuk mengobati Hepar (penyakit hati pada manusia). Berfungsi sebagai bahan bakar batu bara ketika lumut sudah lapuk, contohnya Sphagnum sp. 

Lumut dapat mengalami pergiliran turunan. Reproduksi lumut yang dapat dijumpai adalah fase gametofit. Alat reproduksi lumut yaitu Arkegonium (gamet betina) dan Anteridium (gamet jantan). Fertilisasi lumut terjadi ketika musim hujan, yaitu ketika sperma berenang menuju ovum dan terjadilah pembuahan, sehingga membantuk zigot. 

Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan Sporofit muda, kemudian sporofit muda tumbuh menjadi sporofit dewasa dan menghasilkan sporangium (kotak spora). Sporangium mengalami meiosis menghasilkan spora yang haploid (n). 

Selanjutnya, spora tersebut apabila lingkungannya seseuai, akan tumbuh menajadi individu baru. Berikut gambar siklus hidup Lumut : 

Lumut mengalami reproduksi vegetatif melalui kuncup (Gemmae) dan Fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika Lumut melepaskan sebagian tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru. 

4. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan

Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman menggunakan larutan nutrisi dan mineral dalam air. Sayuran seperti paprika, tomat, terong, selada dan timun dapat ditumbuhkan secara hidroponik atau ditambahkan media yang tak larut dalam air seperti : spons, arang, sekam, kerikil, serbuk kayu dan sebaginya. 

Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman menggunakan instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah produksi tanaman. Vertikultur ini cocok untuk penghijauan di daerah lahan terbatas dan daerah perkotaan. 

Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tumbuhan dengan cara mengambil bagian sel, jaringan, atau organ tumbuhan. Bagian tersebut ditumbuhkan dalam kondisi steril pada medium yang mengandung zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon). 

Selanjutnya, bagian tumbuhan tersebut akan memperbanyak diri dan berkembang menjadi tumbuhan yang memiliki organ lengkap seperti akar, batang dan daun. Kultur jaringan menerapkan prinsip reproduksi secara vegetatif. 

Kultur jaringan disebut juga kultur in vitro. teori dari kultur in vitro adalah Totipotensi, yaitu setiap bagian tumbuhan dapat berkembang baik karena seluruh bagian tumbuhan terdiri atas jaringan hidup. Sehingga, hasil dari kultur jaringan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. 

TUGAS IPA MINGGU INI

SILAHKAN DIKERJAKAN SOAL DI BAWAH INI DENGAN MENGKLIK LINK BERIKUT SESUAI DENGAN KELASNYA  MASING-MASING 👇 KELAS 7 (Klasifikasi makhluk hid...