Ø Aturan angka baku
Dalam kajian ilmiah terkadang kita harus menuliskan angka yang sangat besar atau sangat kecil, hal ini tentunya akan membawa kesulitan tersendiri bagi yang menulis maupun yang membaca. Oleh karena itu dibuatlah sebuah aturan tentang cara-cara penulisan bilangan tersebut dalam aturan bentuk baku untuk mempermudah dalam penulisan angka-angka.
Penulisan angka dalam bentuk baku mengandung dua bagian penting yakni bilangan dasar dan bilangan sepuluh pangkat, sehingga sering disebut juga perkalian bilangan 10 pangkat.
a x 10n
“a” merupakan bilangan dasar yang nilainya harus antara nol sampai satu ( 0 < a < 1 )
“n” merupakan pangkat dari bilangan sepuluh sebagai pengali dari “a” sehingga nilai asal bilangan tersebut tidak berubah.
Tips :
Untuk mempermudah menentukan nilai “n” perhatikan aturan berikut:
1. Jika tanda koma bergeser ke sebelah kiri sebanyak “x”, maka nilai “n” akan bertambah sebesar “x”. Perhatikan beberapa contoh berikut!
· 12000 = 1,2 x 104 (tanda koma bergeser ke kiri sebanyak 4)
· 2030 x 10-7 = 2,03 x 10-5 (tanda koma bergeser ke kiri sebanyak 2)
· 5109,3 x 105 = 5,1093 x 108 (tanda koma bergeser ke kiri sebanyak 3)
2. Jika tanda koma bergeser ke sebelah kanan sebanyak “x”, maka nilai “n” akan berkurang sebesar “x”. Perhatikan beberapa contoh berikut
· 0,0000045 = 4,5 x 10-6 (tanda koma bergeser ke kanan sebanyak 6)
· 0,028 x 108 = 2,8 x 106 (tanda koma bergeser ke kanan sebanyak 2)
· 0,98 x 10-2 = 9,8 x 10-3 (tanda koma bergeser ke kanan sebanyak 1)
Operasi matematika untuk bilangan berpangkat adalah sebagai berikut:
1. Penjumlahan dan pengurangan
Untuk penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan apabila bilangan pokok dan pangkatnya sama (dalam hal ini adalah 10n), contohnya seperti di bawah ini
· 2 . 103 + 4 . 103 = 4 . 103
· 23 . 105 - 4 . 105 = 19 . 105
· 6 . 103 + 4 . 102 = - (tidak bisa karna pangkatnya berbeda)
2. Perkalian dan pembagian
Untuk perkalian dan pembagian dapat dilakukan jika bilangan pokoknya sama (dalam hal ini 10). Ketika dilakukan perkalian maka pangkatnya ditambah dan ketika dilakukan pembagian pangkatnya dikurangi. Contohnya seperti di bawah ini.
· 6 . 103 x 4 . 103 = 24 . 106
· 2 . 10-2 x 4 . 107 = 8 . 105
· 64 . 10-9 : 8 . 102 = 8 . 10-11
Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis sebagai acuannya. “besaran lain” yang dimaksudkan disini adalah alat ukurnya (berfungsi untuk menentukan nilai besaran yang diukur). Berikut penjelasan tentang pengukuran pada beberapa besaran.
1. Alat ukur panjang
Penggaris (memiliki taraf ketelitian 0,5 mm)
Dalam mengukur menggunakan penggaris, perlu diperhatikan skala yang ditunjukkan kedua ujung benda yang diukur (biasanya mulai dari nol). Karna hasil pengukurannya merupakan selisih kedua skala yang ditunjukkan kedua ujung benda tersebut. Contohnya
Tentukan hasil pengukuran panjang menggunakan penggaris berikut ini
Berdasarkan gambar, perhatikan bahwa pengukuran lidi tidak dimulai dari skala 0 pada penggaris akan tetapi dimulai dari skala 12,9 cm sampai skala 16,8 cm. dengan demikian panjang dari lidi tersebut adalah :
12,9 – 16,8 = 4,1 cm
Jangka sorong (memiliki taraf ketelitian 0,1 mm)
Cara membacanya :
a. Melihat angka yang ditunjukkan pada skala utama ( perhatikan skala terakhir yang terlihat pada skala utama )
b. Mencari garis yang berhimpit antara skala nonius dan skala utama (dikalikan ketelitian sebesar 0,1 mm)
c. Jumlahkan keduanya
Contoh soal:
Tentukan hasil pengukuran panjang benda menggunakan jangka sorong berikut ini
Gambar jangka sorong memiliki dua skala yakni skala utama (yang atas) dan skala nonius (yang bawah). Perhatikan gambar di bawah ini
· Skala utama (kotak warna merah) : 5,6 cm
· Skala nonius (kotak warna orange) : 6 x 0,01 = 0,06 cm
· Hasil pengukuran = 5,6 + 0,06 = 5,66 cm
Mikrometer sekrup (memiliki taraf ketelitian (0,01mm)
Cara membacanya :
a. Melihat angka yang ditunjukkan pada skala utama
( perhatikan skala terakhir yang terlihat pada skala utama )
b. Mencari garis yang berhimpit antara skala nonius dan skala utama (dikalikan ketelitian sebesar 0,01 mm)
c. Jumlahkan keduanya
Contoh soal
Tentukan hasil pengukuran menggunakan mikrometer berikut ini
Sama halnya pada jangka sorong, mikrometer sekrup juga memiliki dua skala yakni skala utama dan skala nonius (skala putar). Untuk mengetahui nilai masing-masing skala, perhatikan gambar berikut:
· Skala utama (kotak merah) : 7 mm
· Skala nonius (kotak orange) : 37 x 0,01 = 0,37 mm
· Hasil pengukuran : 7 + 0,37 = 7,37 mm
2. Alat ukur massa
Alat ukur massa antara lain, timbangan, neraca ohaus (neraca lengan). Dalam penggunaan neraca lengan perlu diperhatikan jumlah lengan dan skala pada neraca tersebut. Contoh
Gambar neraca di atas terdapat 3 lengan (kadang juga ada yang 4 lengan), hasil pengukuran dari neraca tersebut adalah
Hasil = 300 + 70 + 5,4 = 375,4 gram
3. Alat ukur waktu
Alat ukur waktu adalah jam, arloji, maupun stopwatch. Untuk menentukan hasil pengukuran menggunakan stopwtach analog perlu diperhatikan skala yang ditunjukkan oleh jarum detik dan jarum menitnya
4. Alat ukur volume
Alat ukur volume untuk benda tak beraturan bentuknya adalah gelas ukur
Pengukuran volume dilakukan dengan memperhatikan bentuk dari benda yang ingin diketahui volumenya. Untuk benda dengan bentuk teratur seperti: kubus, balok, bola, tabung, dkk dapat digunakan rumus matematis mencari volume sesuai dengan bentuknya. Sedangkan, untuk benda-benda yang memiliki bentuk tidak teratur dapat menggunakan gelas ukur guna mencari volume benda tersebut.
Berikut contoh pengukuran volume dengan menggunakan gelas ukur
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat diketahui volume benda tersebut adalah:
Volume = 34 – 28 = 6 ml
Silahkan di baca dan dicatat nak materinya , kalo sudah komen disini ya
ReplyDeleteSudah buk
ReplyDeletenamanya siapa?
DeleteRafli riskiansyah sudah buk di baca
ReplyDeleteAlga Apriansa Sudah Membaca Buk
ReplyDeletegali Firmansyah sudah buk
ReplyDelete